Love at the
first sight? Really????
Kalimat itu
diucapkan sama kagetnya ketika gue nulis cuap-cuap masalah cintrong. Eits, tapi
bener deh, gue asli greget sama topik ini.
Seperti yang
Anda sekalian belum tahu, gue ini bukan tipikal cewek
drama-drama amat, yang percaya kalau cinta pada pandangan pertama itu
benar-benar ada. Ya kalau kalian pernah nemuin dan bener adanya, that's a
diffrent problem, guys. Intinya gue berada dalam kubu, TAK PERCAYAAA~
But, wait. Kalau
gue gak percaya, ngapain gue menulis ini? Apakah gue mau menyebarkan virus
kepercayaan gue? Big no, no. Alasannya adalah mencoba untuk meluruskan masalah
ini versi gue tentunya.
Jadi alasan lain
adalah belakangan ini gue punya banyak temen yang cerita bagaimana mereka dapet
gebetan lewat aplikasi gitu, mulai dari yang paling laule macam Facebook sampai
yang lagi hits sekarang misalnya LINE lewat fitur LINE nearby. Gue gak promosi
di sini wkwkw cuman heran aja ngeliat mereka dengan cepatnya pergi bersama
orang lain, nge-date, dan barulah memutuskan apakah lanjut atau engga. Like a
blind date, udah banyak sih yang begitu. Hanya sajaa pemirsaah, apakah itu bisa
di katakan cintrong?
Defini cinta
menurut gue adalah waktu. Alasan mengapa dua orang bisa saling suka adalah
waktu. Dan mengapa mereka sampai bisa memutuskan sebuah keputusan besar untuk
bersama hingga akhir adalah karena waktu juga. Alasan lain seperti fisik,
sikap, latar belakang sosial mungkin nyusul. Tapi kenapa sih waktu menjadi alasannya?
Tanpa waktu, tanpa sering menjalani kebersamaan, rasa itu gak bakal ada, men!
Semua orang perlu waktu buat nangis, butuh waktu buat menyadari perasaan
seperti itu. Bagi kalian yang masih ngeyel kalau cinta pada pandangan pertama
itu ada, coba deh belajar dulu perbedaan rasa suka karena sayang, nafsu atau
cuma sekedar kagum.
Kalau menurut
gue, rata-rata orang yang melakukan blind date adalah orang yang punya
kekaguman pada lawan jenisnya. Misalnya pas ketemu, cowoknya itu ganteng, keren
dan terlihat seperti berpendidikan, walaupun sebenarnya kita sadar bahwa kita
belum mengenalnya secara luar dalam. Tapi otak menipu itu dan fokus pada apa
yang kita lihat, dan apa yang kita lihat menjadi penilaian utama, selanjutnya
menjadi reason kalau kalian mulai menilainya sebagai apa, dan atas alasan itu
menjadikan kita punya perasaan apa sama doi. Okelah kalau dua orang tersebut
abis blind date gak langusung serta merta jadian dan mengklaim 'thats ma
beybeeh', tapi bisa jadi TTM-an dulu sampai keduanya memutuskan mau dibawa
kemana hubungan kitaa~ (ala Armada).
Tapi kebanyakan,
para muda-mudi ini menggunakan TTM sebagai alasan klasik. Bilangnya 'liat aja
dulu, baru jalanin' sekarang merujuk pada kalimat 'liat aja dulu, kalo cakep
jalanin'. Gak usah munafik, semua orang memang diciptakan untuk menyukai yang
indah-indah. Thats why gue bilang gak akan ada cinta beneran kalau kalian
jadian tanpa saling mengenal lama. Cinta pandangan pertama itu hanya masalah
mata and fisik. Gak lebih dan gak kurang.
Kenapa sih kita
bisa suka sama barang jualan di etalase? Apa yang membuat kita berhenti dan
nanya-nanya harganya kalau bukan liat modelnya dulu? Setelah itu baru kita bisa
menimbang apakah beli atau engga. Itu sama seperti ketika kalian liat
cowok/cewek cakep. Kalo enak diajak ngobrol, lanjutin, kalo enggak ya mau gak
mau direlain. Tapi bagaimana dengan cowok/cewek gak begitu cakep atau emang gak
cakep? Belum tentu kan kalian gak bakalan suka sama mereka. Gak akan ada yang
tahu kalau sebenarnya kalian lebih cocok sama yang fisiknya biasa aja, atau
engga banget sama sekali. Karena yang seperti itu butuh waktu, dan biasanya
yang butuh waktu itu menimbulkan perasaan yang matang.
And love at the
first sight juga bukan masalah fisik semata. Latar belakang sosial atau kondisi
keuangan, kepopuleritasan, kepintaran dan masalah pekerjaan juga bisa jadi
alasan kenapa orang gampang suka sama orang. Hal-hal yang berbau materi seperti
itu sebenarnya adalah wajib dipertimbangkan. Tapi disini gue lagi bahas mengapa
orang yang punya cinta pandangan pertama gak bisa dikatakan sebagai rasa cinta
beneran. Wong pasti ada alasannya.
Temen-temen gue
yang bisa langsung pacaran lewat aplikasi, bermodal chattingan ampe malam, lalu
ketemuan dan mulai jalan bareng (walaupun udah sayang-sayangan di chat)
rata-rata adalah tipikal pencari alasan. Kalau kalian punya temen atau memang
kalian lah orang yang melakukan hal itu coba deh tanya, kenapa sih gue bisa
suka si doi?
Ada banyak
alasan yang gue terima selama ini. Beberapa di antaranya adalah :
1. Doi enak
diajak chat
Please deh, marketing apartment juga enak diajak chat. Kalau cuma enak di chat
karena orang jaman sekarang suka fake, mereka lebih dekat dengan orang-orang
yang jauh dibanding dekat dengan orang-orang yang memang dekat dengan mereka.
Kalau mereka suka jokes kamu lewat chat, bukan berarti mereka tertawa
terbahak-bahak. Bisa aja mereka hanya memainkan sandiwara jari-jemari. Sama
halnya kalau mereka bilang sayang sama kamu, nanyain keadaan kamu terus bukan
berarti doi khawatir, doi cuma gak ada kerjaan. Masa iya, belum begitu kenal
udah khawatir segitu banyak? Dunia ini luas, guys dan urusan dunia itu banyak.
Impossible banget kalau kalian penting buat mereka.
2. Doi
enak diajak ngobrol
Oke, kalau alasan ini belum tentu mereka asyik diajak ngobrol di lain
suasana. Itu karena kalian bisa dibilang baru kenal, ya tentu dong image adalah
hal utama. Coba deh kalau kalian udah sering dapet situasi yang bermacam-macam,
apakah doi masih dibilang enak diajak ngobrol. Kalau masih, itu tandanya kalian
udah mengenal mereka. Balik lagi ke masalah waktu, bukan?
3. Doi
cakep, gak malu-maluin orangnya.
Kalian mau cari pendamping apa mau cari front office? Cakep itu relatif,
gak malu-maluin itu bukan alasan. Kalau kalian cuma fokus sama fisik, kapan
majunya? Kalau doi ternyata emang cakep tapi maho (wkwkkw) apa untungnya?
4. Doi
enak diajak ngobrol, cakep, mapan dan sholeh.
Balik lagi ke pertanyaan seberapa lama kalian kenal sama doi? Belum
tentu mereka seperti yang kalian katakan. Tapi kalau first sight nya bagus,
coba bawa mereka ke banyak situasi dan lihat apakah penilaian kalian sama
mereka berubah. Kalau pun berubah tapi kalian tetep cintrong, ya memang udah
cintrong, Intinya waktu gaessss...
Nih bocah ngeyel, liat dulu baiknya sampe mana. Hehe...
Love at the
first sight kebanyakan karena kalian kagum sama salah satu dari diri doi. Gue
juga sering bilang suka sama anu padahal baru liat karena kagum sama misalnya
parasnya, atau sikapnya atau bisa jadi karena dia orangnya punya hobi yang sama
dan enak diajak sharing bla bla bla, bukan berarti gue beneran suka, cintrong
dan mulai kesemsem gitu. Yah, walaupun itu awal sebuah hubungan sih tapi sekali
lagi definisi cinta gak cuma rasa saling ketertarikan aja.
Tapi semua
itu balik lagi ke individu masing-masing. Mau percaya atau engga, mau peduli
sama alasannya atau engga. Kayak misalnya dalam agama Islam pacaran itu
dilarang, padahal pacaran merupakan proses saling kenal sampai ke pernikahan.
Tapi bukan itu maksudnya, pacaran itu lebih banyak buruknya. Kenapa harus lewat
proses pacaran yang sayang-sayangan, deketd-deketan, ini-itu saling percaya
kalau kalian bisa lakuin lewat pertemanan atau taarufan. Misalnya saling
komitmen. Ditinggalin atau engga sebenarnya juga hak setiap orang. Selama
kalian gak terikat sama janji suci, ngapain menye-menye drama diputusin lah,
gak bisa move on lah. Dunia itu (sekali lagi) luas. Tanpa proses sakit-sakitan,
kalian gak bakal sehat, tanpa sesedihan dulu, kalian gak langsung bisa seneng.
Inget pertama kali kalian lahir di dunia gak langsung ketawa, kan? Begitu pun
hubungan. Kalian gak akan sakit hati dulu sebelum menemukan yang tepat.
Kadang, kita
sendiri yang ngeribetin urusan dunia. Padahal hidup itu terlalu simpel buat
dijalanin.