Pages

Minggu, 10 September 2017

Teman Tapi Bukan (Curhatan Mahasiswa yang Salah Jurusan)






Horaaa ~ kali ini gue kembali dengan curhatan yang gak kalah gak penting dari sebelumnya. Seperti biasa, gue bakalan nge-blah blah blah karena kantor gue di hari Minggu ini sangat amat sepi seperti hati ini (yaiyalah mana ada kantor rame pas hari Minggu?) Btw, gue musti ke kantor juga hari Minggu begini. Yah, mau bagaimana lageee #aladoraemon


Tapi ngomong-ngomong, tahun ini gue udah masuk semester tiga kuliah, dimana tugas tampak seperti dumbell yang selalu gue angkat tiap kali ngegym, parahnya gue kuliah sambil kerja, dan musti pulang malem tiap harinya. Kadang gue merasa sangat memiliki kesibukan yang tidak hqq kalo gak ketemu dan ngobrol bareng keluarga plus gue lupa kegiatan-kegiatan kecil yang gue suka mulai hilang,.Kayak biasanya gue demen banget akustikan di rumah, nulis draft novel atau sekedar nonton film dan baca buku. Gue malah terlalu sibuk di jalan mondar-mandir demi mendapatkan gelar, Mungkin kalian yang kerja sambil kuliah juga ngerasain bagaimana jarangnya main sama temen dan terlalu sering mengorbankan tidur dan akhir pekan.


Dan belakangan ini gue merasa mengalami kemunduran hidup yang sangat terlambat gue sadari. Pernahkah kalian wahai mahasiswa merasakan kesadaran bahwa kalian salah mengambil jurusan? Gue pikir awalnya gue hanya sulit beradaptasi, diawal semester pun gue fine-fine aja hingga beranjak baru dua semester gue merasakan kemalasan yang parah, Tapi gue bukan tipikal orang yang mudah menjadi anak nakal (ciye) dan justru itu menyulitkan gue. Mau masuk, tapi mager, mau gak masuk takut ketinggalan jauh, mau berlagak fake di depan temen, gak tega, mau pura-pura berbaur juga kadang melelahkan. FYI, gue kuliah di jurusan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan jurusan pas gue sekolah, jadi kadang agak minder bagaimana yang lain lebih paham jauuuuuh dari pada gue.


Lho justru bukannya itu bagus buat belajar?


Nah, ini nih permasalahan simple tapi sulit dilakukan. Gue baru sadar sekeras apapun gue mencoba berusaha untuk bisa lebih ekstrovert, actually gue tetep introvert. Meski perubahan dari jaman gue sekolah dan sekarang udah lumayan, tetep aja jati diri gue bukanlah orang yang bisa nongkrong sama orang yang baru dikenal atau sekedar menjadi pemimpin di kelas. Kalo inget dulu, gue bahkan takut ngobrol sama orang, padahal gue udah SMP kelas 2.


Kenapa gue masalahin kepribadian? Jurusan yang gue ambil yang bukan sama sekali gue kenal dari sekolah dan ditambah orang-orang yang terlibat di dalamnya adalah orang-orang ekstrovert yang sebenarnya justru bisa membawa gue dalam dunia baru di kampus. TAPI KENYATAANNYA MEREKA HANYA BERKUMPUL SESUAI KELOMPOK. Hufff...


Gue gak menyalahkan sama sekali. Dari awal pun gue fine tapi kelamaan (terlebih saat gue mulai mengenal jauh tentang bidang yang gue kuasai), gue merasa IM IN HOME. Thats why I told kalo kepribadian itu pengaruh. So, bagi kalian Wahai Mahasiswa yang merasa salah jurusan dan telat menyadarinya atau gak bisa putar balik, jalan terbaik ya diterusin aja. Meski rasanya kayak minum obat tanpa minum air, so rencana Tuhan bukanlah seperti rencana yang lu inginkan pas ambil jurusan. Siapa yang sangka kalo pas kelar kuliah lu malah kerja di bidang yang elu suka dan lu jadi punya dua ilmu deh.


Dan gue saranin mulailah serius dalam memilih keputusan mau kuliah apa dan dimana selepas lulus. Jangan beralasan karena teman baik juga kuliah di sana, keinginan ortu atau malah karena jarak yang gak jauh dari rumah, Kalo karena harga sih beda lagi yaaa, selama itu bukan alasan yang konyol karena itu menentukan nasib mu kurang lebih 3 sampai 5 tahun lagi, nak. Yang paling penting, kalo udah moody jalan ke kampus, kenali ciri-ciri lu udah mengalami kesadaran bahwa YOU'RE IN A WRONG WAY!


PERTAMA lu merasa sangat malas, mager yang overdosis, kuliah berantakan, lupa kelompok bikin tugas sendiri, lupa hari, lupa mantan maksud gue lupa matkul, sering bolos atau sekedar terlambat hingga keinginan sekilas untuk cuti kuliah (ini yang paling parah). CARA MENGATASINYA, lihat dulu ciri-ciri yang kedua.


KEDUA, selain merasa males-malesan, lu mulai kehilangan teman baik. Contoh, di awal semester lu mencoba berbaur itu wajar, tapi kemudian lu lupa kegiatan 'mencoba berbaur' lu itu terus-terusan. It calls you dont get a friend, dude. Lu terlalu sibuk mencari kesana-sini dan tidak menemukan yang 'lu banget'. Stop pretending to be a good friend. jadilah diri sendiri, meski awalnya lu orang yang suka ngomongin idol Korea dan ikut-ikutan menjadi Pop gegara banyaknya haters Korean Pop di kampus lu,


KETIGA, kesibukan tugas mengurangi daya pertemanan. Lho? Bukannya justru semakin banyak tugas malah semakin akrab sama temen? Itu bener. Tapi ada juga istilah profesional yang diagungkan sehingga tugas adalah segala-galanya. Maksudnya gini, anggeplah lu dikelompokkan pada suatu kelompok yang isinya temen-temen yang gak begitu kenal dekat sama lu. But theyre professional people. Mereka tetap fine mengerjakan tugas bareng-bareng dengan catatan, if the duty has done, we back to our world again. Jadi, istilahnya tidak ada hahaha-hihihi dan perkenalan diri lebih dalam selama sesi tersebut. Hanya sekedar mengerjakan tugas tidak lebih. Thats what Im feeeeelingggg. Kalian pasti pernah punya temen yang kalian kenal kalo lagi kerja aja, gak tahu dia tinggal di daerah mana, punya berapa saudara atau hal-hal kecil seperti makanan kesukaan, musik kesukaan bahkan pekerjaannya seperti apa. SOLUSINYA sebenarnya adalah banyaklah bertanya tanpa terkesan mewawancara. Dengan begitu kalian lebih mudah mengenal teman serta karakteristiknya. Hanya saja adalah pada masalah yang gue alami, mereka adalah orang-orang yang tidak mau membicarakan seperti apa mereka di luar kampus. Gue curiga salah satunya adalah agen FBI atau titisan Dokter Strange. Hmmmm...



KEEMPAT adalah All class is soooo booooooooring. Awalnya mungkin berasa biasa, namun kebosanan yang dibarengi kesulitan mengerti terus terulang di semester tua sekalipun. Thats the alarm, guys. Mulailah menyadari apakah kalian benar-benar cocok dalam dunia ini. SOLUSINYA adalah lihat lebih baik kesukaan di luar jurusan kalian.



KELIMA yang merupakan peringata serius kalau lu udah mengalaminya adalah bagaimana lu tertarik pada jurusan lain , mau mempelajarinya secara otodidak dan punya orientasi kedepan, jadi gak cuma sekedar hobi. Disaat itulah sebenernya kesempatan lain muncul dimana lu bisa eksplor bidang lain tanpa harus berkutat dengan perkampusan. Masalahnya yang timbul adalah bagaimana lu memprioritaskan keduanya. Kalau semakin lama tenggelam dalam bidang tersebut, berarti kamu resmi menjadi Mahasiswa Salah Jurusan. SOLUSINYA adalah apakah lu mau lanjut atau mengulang dari awal.


Kalau mengulang dari awal, siap-siap tua di jalan. Karena usia itu gak baik disia-siakan, gak baik juga di permainkan. Meskipun gak ada ilmu yang gak bermanfaat tapi pertimbangkanlah usia terutama bagi yang perempuan. Karena kuliah itu gak sekedar setahun dua tahun. Selain itu belum tentu jurusan baru kalian membawa kebahagiaaan (ciyelah). Do something what you like it doesnt mean you happier. Contohnya selingkuh. Gitu ajah, Hwehwehwehe,,,,

Jadi conclutionnya adalah bagi kalian yang mau kuliah, PIKIRKAN MATANG_MATANG, dan yang udah terjun ke dalamnya, balik lagi ke diri masing-masing. Apakah plus minusnya udah kalian tahu dari masing-masing pilihan sehingga bisa menentukan jalan yang benar.

Kalo gue sih, dont stop when youre tired, stop when youre done. 
x

0 komentar:

Posting Komentar